MTs Pantonlabu Dibobol Maling

PANTONLABU, Aceh Utara (Waspada): Kantor dewan guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Teungku Chik Ditunong, Pantonlabu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Rabu (9/9), sekira pukul 04:15 dinihari dibobol maling. Satu set komputer raib. Kerugian ditaksir senilai Rp7 juta. Keterangan dihimpun Waspada, pelaku diduga lebih dari satu orang. Mereka masuk dengan cara mendongkel pintu dewan guru, lalu menerobos ruang kerja kepala sekolah tempat komputer itu disimpan. Anehnya, maling hanya menggondol satu set komputer, padahal di ruang tersebut juga terdapat sejumlah barang elektronik lainnya termasuk televisi dan DVD. Disebutsebut aksi pencurian ini melibatkan orang dalam. “Saya baru mengetahui telah kemalingan, Rabu (9/9) petang. Saat itu saya curiga melihat pintu ruang dewan guru telah terbuka. Begitu juga ruang kerja saya. Setelah saya periksa ternyata satu unit komputer plus perangkat pelengkap lainnya telah hilang,” ungkap Drs. Amiruddin, Kepala MTs Teungku Chik Di Tunong di sela melaporkan pencurian itu ke Mapolsek Tanah Jambo Aye, Kamis (10/9). Kapolres Aceh Utara Ajun Komisaris Yosi Muhammartha melalui kapolsek Tanah Jambo Aye Ajun Komisaris Razali saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kamis (10/9) membenarkan telah menerima laporan terkait kasus pencurian di MTs Teungku Chik Di Tunong Pantonlabu dan kini masih dalam proses penyelidikan. (cmus)

Uang Pecahan Langka di Pantonlabu

JAMBO AYE-Sebagian besar warga khususnya para pedagang di Kota Pantonlabu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, mengeluhkan karna sulit nya mendapatkan uang pecahan Rp 500, Rp 1.000 dan Rp 5.000. Kondisi tersebut sudah berlangsung selama satu bulan terakhir. Menurut Pantauan Rakyat Aceh dari beberapa pedagang di Kota Pantonlabu, langkanya pecahan uang tersebut membuat para pedagang kelabakan ketika harus mengembalikan sisa uang dari pembeli yang rata – rata selalu memakai uang besar yakni Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Apalagi di Kota Pantonlabu baru usai pembagian BLT, jadi uang yang dipergunakan pembeli Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Menurut keterangan Ismail (28), seorang pedagang di Kota Pantonlabu, kepada koran ini , dalam sebulan terakhir, dia sangat kesulitan dalam mencari pecahan uang tersebut. Sekarang ini, setiap harinya dia harus bolak – balik ke beberapa toko untuk mencari pecahan uang Rp 500, Rp 1.000 dan Rp 5.000. Bahkan sampai 10 toko yang harus dimasukinya. Namun tetap saja pecahan uang tersebut sulit didapat, karena para pedagang lain pun kesulitan mencarinya. Selain itu, masyarakat juga kecewa atas pelayanan pihak Bank yang terdapat dikota Pantonlabu, yang dengan terang – terangan menolak jika ada yang ingin menukarkan uang, kata petugas mereka, tidak melayani penukaran pecahan uang tersebut. Hal senada juga diungkapkan oleh pedagang lainnya, Rusli yang menyebutkan, mengingat keadaan ini berlangsung sudah lebih dari satu bulan, selaku pedagang dia berharap kepada Pemda Aceh Utara agar segera mencarikan tentang masalah tersebut. "Belum lagi para ibu rumah tangga yang juga mengalami kesulitan ketika harus memberikan uang jajan pada anak – anaknya yang berangkat ke sekolah. Serta kebutuhan lainnya," ujar pedagang tersebut. (sal)